Sabtu, 04 Desember 2010

BERMAIN DIMAKAM KRAMAT 3 BOCAH PENGUNGSI GUNUNG MERAPI KESURUPAN

Magelang - Tiga pengungsi di pos Balai Desa Nggulon, Salam, Magelang yang rata-rata berumur 10 tahun mengalami kesurupan. Hal ini terjadi setelah mereka bermain di makam yang terkenal angker bagi penduduk sekitar.

Kejadian bermula ketika Agung, Kikin, Udin dan Arif mendatangi komplek makam Tumenggung Wirodigdo seusai bermain sepakbola pada Senin (22/11/2010) sore. Makam tersebut berjarak kurang lebih 500 meter dari pos pengungsian Nggulon, Salam.

Sesampainya di komplek makam, empat orang anak-anak yang berusia 10-12 tahun tersebut naik ke candi yang terletak sekitar 7 meter di atas komplek makam. Mereka bermain-main sembari memegangi stupa dari candi tersebut.

Namanya juga anak kecil, Agung, Kikin, Udin dan Arif tidak puas hanya bermain di candi. Mereka lantas turun dan bermain di area makam. Keempatnya memanjat bangunan pelindung makam yang atapnya terbuat dari seng.

Setelah puas, Agung, Kikin, Udin dan Arif lantas pulang ke pos pengungsian. Sampai di situ semua masih baik-baik saja.

Sekitar pukul 19.00, tak lama setelah mereka tiba di pengungsian, Udin mendadak kejang-kejang dan matanya membelalak. Bocah dari Dusun Tompen Pandan Retno, Kecamatan Srumbung itu juga berteriak-teriak seperti menebar sumpah serapah.

"Aku njaluk kembang werno putih, nek ra ono aku njaluk tumbal (aku minta bunga warna putih kalau tidak saya minta tumbal," ujar Udin yang membuat pengungsi di sekelilingnya ketakutan.

Yang membuat keadaan menjadi lebih genting, kesurupan yang dialami Udin juga menjalar ke Nurul Khotimah (12 tahun) dan Rafiana (12) yang berada tak jauh darinya kala itu.

Sugi Bakri, paranormal setempat pun diundang. Setelah mengadakan dialog dengan Udin, Nurul dan Rafiana, Sugi mencarikan bunga Kamboja berwarna putih dari komplek makam. Namun sayangnya upaya tersebut tidak berhasil, ketiga bocah tersebut masih tetap kesurupan.

Bahkan Udin sempat melarikan diri mendekati arah makam. Para pengurus pengungsi pun langsung mengejar bocah tersebut.

Sang juru kunci Makam Tumenggung Wirodigdo akhirnya didatangkan. Mbah Dulah, begitu ia biasa disapa, memberi air putih kepada Udin sembari komat-kamit membacakan mantera.

Terapi yang sama juga dilakukan kepada Nurul dan Rafiana. Ketiganya lantas kondisinya sudah relatif tenang dan ditidurkan di ruang kantor Balai Desa.

Hingga pukul 00.20 WIB, ketiga bocah tersebut masih dalam kondisi tertidur dan ditunggui oleh Mbah Dulah beserta sebagian pengungsi. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom dari warga sekitar, makam Tumenggung Wiradigdo tersebut memang terkenal angker.

Berdasar penuturan warga setempat, Tumenggung Wiradigdo merupapakan kerabat dari Kraton Solo. Konon makam tersebut juga merupakan makam dari leluhur Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto.

"Makamnya memang wingit (angker). Itu makam dari trahnya Prabowo Subianto dari Kraton Solo," ujar Kepala Desa Nggulon, Wiranto di lokasi.

(fjr/mad) detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar